Paradoks Ilmu Pengetahuan dalam Dunia Modern
Ilmu
pengetahuan alam senantiasa berkembang hingga saat ini. Manusia
merupakan makhluk yang senantiasa mengaktulisasikan dirinya, hingga
mereka berusaha senantiasa mendayagunakan segala sesuatu yang ada
disekitarnya, termasuk alam. Alam telah banyak digunakan manusia, secara
sadar maupun tidak. Tetapi yang jelas alam bagi manusia sangatlah
berguna. Tetapi terkadang manusia lupa akan alam itu sendiri. Manusia
menjadi sangat mendayagunakan alam hingga terkadang kestabilan hayati
menjadi terganggu. Hal ini menimbulkan kerugian bagi alam. Ilmu
Pengetahuan Alam (IPA) sebagai suatu ilmu yang mempelajari alam hayati
juga menunjukkan perananya yang tanpa disadari juga dapat menunjukkan
ketidakstabilan hayati, dalam artian kerugian bagi alam tetapi tidak
menutup juga secara tidak langsung juga menimbulkan kerugian bagi
manusia.
Dalam
dunia modern, jika kita membicarakan Ilmu Pengetahuan Alam kita tidak
langsung dapat melepaskannya dalam hubungannya dengan ilmu lainnya dan
teknologi. Dari sinilah manusia memahami dampak postif IPA bagi
kehidupannya. Tetapi alam pun sebagai sumber ilmu ini juga senantiasa
mengalami perubahan, kearah yang baik ataupun sebaliknya. Hingga Ilmu
pengerahuan alam menuai suatu paradoks dalam dunia modern, dampak
positif dan dampak negatif dalam perkembangan IPA. Paper ini akan
membahas permasalahan yang popular dalam dunia modern.
Awal mula Ilmu Pengetahuan Alam
Pada awal mulanya, tujuan studi alam dikenal sebagai filsafat alam.
Studi alam dalam telaah filsafat ini berawal dari para pemikir filsafat
alam dari Yunani. Setelah itu ilmu alam sendiri mulai berkembang dan
lepas dari pengaruh filsafat. Dunia Timur Tengah memulai langkahnya
dalam mepelajari ilmu pengetahuan alam sederhana.
Dari
kalangan Timur Tengah ini, bangsa Barat mengembangkan Ilmu Pengetahuan
dan tempat-tempat yang menjadi riset Ilmu Pengetahuan. Dari pemikiran
Barat ini akan lahir banyak sekali ilmuwan yang melahirkan berbagai
gebrakan terhadap dunia sains. Ilmu Pengetahuan Alam semakin berkembang,
sekarang kita dapat memahami pembagian IPA menjadi IPA klasik dan IPA
modern. Ilmu pengetahuan alam klasik merupakan perkembangan ilmu fisika
sebelum abad XX, sedangkan ilmu pengetahuan alam modern dimulai setelah
abad XX[1].
Yang termasuk dalam Ilmu Pengetahuan Alam antara lain: astronomi,
biologi, kimia, fisika, ilmu atmosfer, ilmu kelautan, dan geosciences
(cabang ilmu geologi alam).
Ilmu pengetahuan Alam dalam dunia modern
Seperti
yang telah disinggung dalam pendahuluan, dalam mempelajari Ilmu
Pengetahuan Alam dalam dunia modern ini tidak dapat langsung lepas dari
peranan ilmu lainnya dan teknologi. Antara IPA dan lainnya salning
terkait dalam upaya manusia memenuhi kebutuhan hidupnya. Karena itulah
IPA diperlukan dalam kehidupan sehari-hari manusia untuk memenuhi
kebutuhan hidupnya dan tak hanya itu saja, juga untuk memahami kehidupan
hayati disekitar manusia.
Dalam
perjalanan manusia berusaha memenuhi rasa ingin tahunya dan rasa ingin
memenuhi kebutuhan hidupnya melalui alam, Ilmu pengetahuan alam
mengalami perkembangan yang sangat cepat. Dalam perkembangan tersebut
ilmu pengetahuan alam menunjukkan keuntungannya bagi kehidupan manusia
dan juga kerugiannya.
Keuntungan IPA
Ada
begitu banyak sumbangan ilmu pengetahuan alam yang sangat berguna bagi
kehidupan manusia. Kegunaaan tersebut sangat berguna bagi berbagai
bidang kehidupan manusia. Dengan mempelajari astronomi, manusia dapat
mengetahui waktu edar bumi, lamanya hari dalam setahun, prediksi akan
terjadinya gerhana, perubahan iklim dan lain sebagainya. Bukti astronomi
yang sangat membantu manusia ialah dengan ditemukannya teleskop agar
manusia dapat melihat alam semesta, contohnya: Teleskop Hubble. Salah
satu tujuan mempelajari kosmos ialah untuk mlihat suatu kemungkinan dari
planet luar yang memiliki struktur atmosfer sama sehingga mungkin kelak
nantinya dapat manusia kunjungi. Hal ini pula berawal dari rasa ingin
tahu manusia akan hal-hal yang berada diluar bumi.
Teknologi
yang berkembang bersamaan dengan perkembangan astronomi-fisika telah
memunculkan berbagai kemudahan bagi manusia. Melalui Astronomi-fisika,
terjadi peluncuran berbagai satelit; satelit cuaca, satelit informasi,
satelit pemantau dan lain sebagainya. Dengan adanya peluncuran satelit
tersebut manusia dapat mengetahui keadaan dalam Bumi dari pantauan luar;
misalnya cuaca dan keadaaan diluar bumi – sehingga dapat muncul
prediksi munculnya gerhana, asteroid, dan lain sebagainya. Dan nampaknya
dunia modern semakin memfasilitasi segala ilmu yang terkait diatas,
buktinya sejak 8 Maret 2011 NASA mencoba untuk lebih memperkenalkan ilmu
Alam Semesta terkhusunya Astronomi mulai dari kalangan sekolah dasar
dan menyediakan fasilitas dalam pembelajarannya.[2]
Dengan
mempelajari, memperkembangkan dan menerapkan Biologi, manusia juga
memperolah banyak sekali keuntungan. Manusia dapat mengetahui bagaimana
seharusnya ia berelasi dengan alam dan makhluk hidup lainnya. Berbagai
jenis makanan manusia sekarang ini juga hasil dari perkembangan dan
penerapan cabang ilmu biologi. Dengan bantuan bakteri bisa terdapat
makanan yang menunjang kehidupan manusia, sebagai contohnya: Mikroba: Propiabacterium (bakteri asam laktat) yang juga berperan memberi rasa dan tekstur keju atau Kecap, oleh Aspergillus oryzae dan masih banyak lagi kegunaan bakteri, dan jamur yang dapat diolah guna membantu pembentukan bahan makanan bagi manusia. [3]
Rekayasa
genetika merupakan salah satu terapan dari ilmu biologi bagi kehidupan
manusia. Dengan adanya rekayasa genetika manusia memperoleh banyak
sekali keuntungan. Dihasilkannya tumbuhan yang sesuai dengan kebutuhan
manusia, seperti semangka tanpa biji, padi yang berisi dan cepat panen,
dan masih banyak lagi hal yang serupa dalam bidang pertanian dan
industri. Dengan rekayasa genetika pula, dapat dikembangkan beberapa
jenis tumbuhan yang serupa dalam waktu singkat tanpa harus
memperkembangkannnya secara konvensional. Kegunaan lainya dari rekayasa
genetika adalah penyembuhan penyakit dengan merekayasa antigen penyakit. Contoh lainnya ialah mengenai cloning.
Dengan
fisika, manusia dapat mendesain alat penerbangan dengan menggunakan
teori fisika. Alat-alat optic, teleskop juga merupakan produk fisika.
Fisika materi juga membuat manusia semakin mudah dalam berbagai hal,
contohnya ialah mengenai kegunaan radioisotop. Radioisotop telah banyak
membantu manusia dalam arkeologi (Carbon C-14), fosfor-32 untuk terapi
leukemia, iodium-131 untuk mengobati tiroid, Natrium-24 untuk mengetahui
lajur kecepatan aliran air, dan lain sebagainya.[4]
Dalam ilmu kimia manusia dapat mengenali dan mepergunakan unsur kimia tersebut dalam kehidupannya. Adanya zat addictif
dalam makanan juga merupakan produk kimia yang dipelajari manusia. Baju
bewarna yang sekarang dipakai manusia juga produk kimia. Perbedaan
kosentrasi kimia pun juga dapat menjelaskan berbagai fenomena alam yang
jarang terjadi dan juga dapat menujukkan adanya suatu gambaran
kehidupan. Contohnya: Crazy Green atau laut es hijau di Antartika yang
didalamnya terdapat berbagai makluk hidup[5].
Dalam
menjelaskan kegunaan Ilmu Pengetahuan Alam akan menjadi sangat panjang,
namun pada intinya Ilmu Pengetahuan Alam dalam dunia modern telah
banyak sekali meberi kemudahan bagi keidupan manusia. Tetapi Ilmu
Pengetahuan Alam pun menimbulkan suatu paradoks dalam dirinya, seiring
berkembangnya kegunaan Ilmu pengetahuan Alam seiring juga dampaknya
dapat kita rasakan.
Dampak Ilmu Pengetahuan Alam yang tereksploitasi secara berlebih
Ilmu
Pengetahuan Alam yang berkembang begitu pesat enimbulkan dampak juga
bagi kehidupan hayati. Dampak tersebut pada intinya berhubungan dengan ketidakstabilan hayati. Global warming, plant and animal extinction,
berbagai penyakit aneh yang muncul dalam pergelakan dunia modern ini
juga merupakan dmapak dari perkembangan Ilmu Pengetahuan Alam, tepatnya
karena IPA terlalu tereksploitasi oleh manusia.
Dampak
negative dari perkembangan IPA jelas tidaklah sedikit namun dalam paper
ini sebagaiman dalam pendahuluan hanya akan dibahas dampaknya dalam
masalah ilmiah popular; Global Warming , plant and animal extinction seta kerusakan alam. Penyebab utama Global Warming ialah meningkatnya panas bumi karena terperangkapnya berbagai senyawa gas seperti: Uap
Air, Carbon Dioksida, Metana, Nitrogen Oksida, Ozon, Kloroflorokarbon
(CFC) dan sejumlah gas-gas lainnya yang utamanya hasil dari perabotan
manusia. Tentu saja ini bukan mutlak salah IPA tetapi seperti telah
dijelaskan bahwa IPA berkembang sejalan dengan ilmu lainnya dan
teknologi, teknologi inilah yang memuat salah satu dampak seperti
demikian. Banjir, erosi, suhu sangat panas, tumbuhan cepat mati,
merupakan sebagian kecil dari dampak Global warming.
World Conservation Union's Red List - database mengukur status global 1,5 juta spesies di Bumi bernama ilmiah, 10.000 ilmuwan mendapati dari
40.168 spesies, satu dari empat kelas mamalia, satu dari delapan kelas
burung, satu dari tiga kelas amfibi, satu dari tiga kelas konifer dan
gymnosperma lain berada pada risiko kepunahan. Bahaya yang dihadapi oleh
kelas-kelas lain organisme kurang dianalisis, tetapi sepenuhnya 40
persen dari spesies diperiksa planet bumi berada dalam bahaya, termasuk
mungkin 51 persen dari reptil, 52 persen dari serangga, dan 73 persen
tanaman berbunga.[6]
Kerusakan
lingkungan dan menipisnya keanekaragam hayati, merupakan dampak lain
dari IPA. Adanya rekayasa genetika telah membuat hewan dan tanaman asli
menjadi beralih ke hewan dan tanaman dengan rekayasa genetika, sehingga
spesies asli akan terancam punah. Contohnya: dulu orang makan semangka
ynag berbiji yang rasanya manis dan merah buahnya tetapi sekarang
manusia lebih suka makan semangka tanpa biji. Hal ini mendorong produsen
memproduksi semangka tanpa biji melalui jasa bioteknologi yang meupakan
salah satu produk IPA. Tentu saja ini dapat membahayakan kelangsungan
spesies aslinya. Hutan semakin sedikit, laut yang tercemar zat kimia,
dan kerusakan alam lainnya memang tidak hanya disebabkan oleh sedikit
faktor melainkan oleh beberapa faktor; faktor industri, gas emisi,
peluncuran roket, penggunaan zat kimia berlebih, factor demografi dan
lain sebagainya.
Kesimpulan
Ilmu
pengetahuan alam senatiasa mengalami perkembangan. Paradoks Ilmu
pengetahuan Alam dalam dunia modern ialah mengenai kemajuan IPA dan
dampaknya. Sungguh banyak sekali yang manusia dapatkan dari IPA, namun
terkadang manusia melupakan makhluk hidup lainnya dan melupakan alam
tempat manusia hidup. Ketidakseimbangan hayatilah yang akhirnya terjadi.
Kerusakan lingkungan hidup, global warming, kepunahan hewan dan
tumbuhan itulah gambaran nyata yang terjadi ditengah dunia modern yang
sedang kita jalani seiiring dengan terus berkembanganya IPA.
Dampak
buruk tidak selalu mutlak buruk. Demikian dengan pemanasan global,
memang manusia selalu menanggapnya terkesan buruk tetapi bagi daerah
Antartika yang mulai terkena panas muncullah kehidupan baru. Ini
merupakan suatu siklus, kehidupan baru muncul menggantikan kehidupan
lama. Suatu paradoks IPA dalam dunia modern seperti diatas tidak akan
pernah usai, karena kehidupan hayati makhluk hidup terletak dalam siklus
alamiah yang makhluk hidup jalani jauh sebelum manusia sebagai makhluk
berakal budi yang mendayaguanakan makhluk lainnya dan alam mengenal
berbagai macam ilmu. Yang seharusnya dipermaslahakan dalam dunia modern
saat ini bukan pada permasalahan lingkungan dan hayati yang terjadi
dengan dampaknya terhadap manusia melainkan bagaimana kita mengembalikan
kestabilan alam dalam siklusnya yang tidak hanya memperhatikan
kebutuhan manusia tetapi juga keseimbangan antara alam dan makhluk hidup
lainnya.
Manusia
modern harus sejak dini tanggap akan segala perubahan yang terjadi pada
mahkluk hidup lain dan alam sekitar mereka. IPA seharusnya yang
menjebatani manusia modern untuk setidaknya lebih memahami alamnya dan
mencoba merekonstruksi keseimbnagan hayati. Memang dampak negatifnya
telah dirasakan secara bersama namun jika hanya dirasakan tanpa campur
tangan akan menjadi percuma. Dengan demikian IPA akan menjadi suatu Ilmu
yang benar-benar mempelajari alam bukan hanya dalam teori dan bukan
hanya ilmu untuk manusia tetapi kembalia untuk alam dan kelangsungan
hayati.